Mekanika Fluida memiliki akar yang sangat tua, berkembang dari pengamatan manusia terhadap perilaku cairan dan gas, baik di alam maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah perjalanan sejarahnya:
1. Era Kuno
- Mesopotamia dan Mesir Kuno (3000–2000 SM):
Teknik pengelolaan air sudah digunakan dalam irigasi untuk pertanian. Bendungan, kanal, dan teknik pengendalian banjir menunjukkan pemahaman praktis tentang aliran air. - Aristoteles (384–322 SM):
Filsuf Yunani ini mengamati sifat fluida tetapi dengan pendekatan filosofis, bukan matematis. Dia mencatat fenomena seperti daya apung dan gerakan fluida, meskipun pemahamannya masih belum akurat. - Archimedes (287–212 SM):
Ahli matematika dan fisika Yunani ini mengembangkan Hukum Archimedes tentang daya apung, yang menjadi dasar hidrostatika. Temuannya menjadi tonggak awal dalam mekanika fluida.
2. Abad Pertengahan
- Alhazen (965–1040):
Ilmuwan Arab ini mempelajari gerak fluida dalam pipa dan menyelidiki fenomena aliran turbulen. Pemikirannya menjadi jembatan antara pengetahuan Yunani Kuno dan Renaisans Eropa. - Leonardo da Vinci (1452–1519):
Da Vinci mempelajari gerakan air dan membuat sketsa turbulensi dan aliran fluida. Meskipun tidak menerbitkan hasilnya, pengamatannya sangat rinci dan visioner.
3. Era Modern Awal
- Evangelista Torricelli (1608–1647):
Dikenal karena menciptakan barometer, Torricelli menemukan bahwa tekanan atmosfer memengaruhi aliran cairan. Dia juga merumuskan Persamaan Torricelli untuk kecepatan aliran fluida dari lubang. - Blaise Pascal (1623–1662):
Pascal memperkenalkan prinsip tekanan dalam fluida, yang dikenal sebagai Hukum Pascal, serta menyelidiki fenomena tekanan hidrostatik. - Isaac Newton (1643–1727):
Newton mengembangkan konsep viskositas dan menyusun hukum viskositas untuk fluida (fluida Newtonian). Konsep ini menjadi dasar dalam memahami resistansi fluida.
4. Abad ke-18 dan ke-19: Era Matematika
- Daniel Bernoulli (1700–1782):
Bernoulli memperkenalkan Hukum Bernoulli, yang menghubungkan tekanan, kecepatan, dan energi dalam aliran fluida. Teorinya menjadi fondasi dalam hidrodinamika. - Leonhard Euler (1707–1783):
Euler memformulasikan persamaan gerak fluida ideal (Persamaan Euler), yang mengarah pada pengembangan lebih lanjut oleh para ilmuwan. - Claude-Louis Navier (1785–1836) dan George Stokes (1819–1903):
Mereka memperluas teori aliran fluida dengan menambahkan viskositas, menghasilkan Persamaan Navier-Stokes, yang merupakan dasar mekanika fluida modern.
5. Abad ke-20 hingga Sekarang: Era Komputasi
- Ludwig Prandtl (1875–1953):
Prandtl memperkenalkan konsep lapisan batas (boundary layer), yang menjelaskan transisi antara aliran fluida ideal dan fluida viskos. - Pengembangan CFD (Computational Fluid Dynamics):
Dengan kemajuan komputer, simulasi aliran fluida menjadi mungkin. Persamaan Navier-Stokes kini dapat diselesaikan untuk kasus kompleks menggunakan metode numerik. - Aplikasi Lintas Disiplin:
Mekanika fluida digunakan dalam berbagai bidang seperti aerodinamika, hidrologi, medis (aliran darah), dan energi (turbina angin dan air).