MEKANIKA FLUIDA: TOKOH-TOKOH PENEMU

1. Archimedes (287–212 SM)

Kontribusi:

  • Hukum Archimedes:Menyatakan bahwa gaya apung pada benda yang terendam fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
    Fb=ρgVF_b = \rho g V

Penerapan:Hukum ini digunakan dalam perhitungan daya apung kapal, balon udara, dan berbagai aplikasi lainnya.

2. Blaise Pascal (1623–1662)

Kontribusi:

  • Hukum Pascal:Tekanan yang diberikan pada fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan besar yang sama.
    P=FAP = \frac{F}{A}

Penerapan:Prinsip ini menjadi dasar dalam sistem hidraulik seperti rem mobil dan dongkrak hidraulik.

3. Evangelista Torricelli (1608–1647)

Kontribusi:

  • Penemu barometer, yang menunjukkan bahwa tekanan atmosfer memengaruhi aliran cairan.
  • Persamaan Torricelli:Hubungan antara kecepatan fluida yang keluar dari lubang dengan ketinggian fluida:
    v=2ghv = \sqrt{2gh}

4. Isaac Newton (1643–1727)

Kontribusi:

  • Menyusun hukum viskositas untuk fluida Newtonian: τ=μdvdy\tau = \mu \frac{dv}{dy}τ=μdydv​ di mana τ\tauτ adalah tegangan geser, μ\muμ adalah viskositas, dan dvdy\frac{dv}{dy}dydv​ adalah gradien kecepatan.
    Penerapan:
    Hukum ini digunakan dalam pemahaman aliran fluida viskos seperti minyak, air, dan udara.

5. Daniel Bernoulli (1700–1782)

Kontribusi:

  • Hukum Bernoulli:
    Dalam aliran fluida ideal, energi total (tekanan, kinetik, dan potensial) tetap konstan: P+12ρv2+ρgh=konstanP + \frac{1}{2} \rho v^2 + \rho g h = \text{konstan}P+21​ρv2+ρgh=konstan

Penerapan:
Hukum ini digunakan dalam aerodinamika (prinsip terbang pesawat), aliran pipa, dan pompa.


6. Leonhard Euler (1707–1783)

Kontribusi:

  • Persamaan Euler:
    Merumuskan hukum gerak fluida ideal tanpa viskositas. ρ(∂v∂t+v⋅∇v)=−∇P+f\rho \left( \frac{\partial \mathbf{v}}{\partial t} + \mathbf{v} \cdot \nabla \mathbf{v} \right) = -\nabla P + \mathbf{f}ρ(∂t∂v​+v⋅∇v)=−∇P+f

Penerapan:
Persamaan ini adalah fondasi untuk analisis aliran fluida ideal dan mendasari teori modern.


7. Claude-Louis Navier (1785–1836) dan George Stokes (1819–1903)

Kontribusi:

  • Persamaan Navier-Stokes:
    Menggabungkan viskositas fluida dengan persamaan gerak fluida: ρ(∂v∂t+v⋅∇v)=−∇P+μ∇2v+f\rho \left( \frac{\partial \mathbf{v}}{\partial t} + \mathbf{v} \cdot \nabla \mathbf{v} \right) = -\nabla P + \mu \nabla^2 \mathbf{v} + \mathbf{f}ρ(∂t∂v​+v⋅∇v)=−∇P+μ∇2v+f

Penerapan:
Persamaan ini digunakan dalam hampir semua simulasi aliran fluida modern, dari aerodinamika hingga oceanografi.


8. Ludwig Prandtl (1875–1953)

Kontribusi:

  • Teori Lapisan Batas (Boundary Layer):
    Menjelaskan zona transisi antara fluida yang bergerak cepat dan permukaan yang diam.
    Penerapan:
    Teori ini digunakan dalam desain pesawat terbang, kapal, dan turbin.

9. Osborne Reynolds (1842–1912)

Kontribusi:

  • Bilangan Reynolds (Re):
    Dimensi tak beraturan yang menentukan apakah aliran fluida laminar atau turbulen: Re=ρvDμ\text{Re} = \frac{\rho v D}{\mu}Re=μρvD​

Penerapan:
Bilangan ini sangat penting dalam analisis aliran fluida di pipa, kanal, dan aliran udara di sekitar benda.


10. Andrey Kolmogorov (1903–1987)

Kontribusi:

  • Mengembangkan teori turbulensi, yang menjelaskan bagaimana energi fluida bergerak melalui skala-skala berbeda dalam aliran turbulen.
    Penerapan:
    Teorinya digunakan dalam meteorologi, hidrologi, dan studi aliran turbulen lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *